Media Informasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak

VISI & MISI PBSI IKIP PGRI PTK

VISI :
Menjadi Program Studi Yang Menghasilkan Guru Bahasa Indonesia Yang Unggul, Profesional dan Berdaya Saing Tinggi Dalam Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pada Tahun 2020.

MISI :
Mempersiapkan Calon Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Yang Mampu :
1. Melaksanakan manajemen pendidikan berlandaskan 4 pilar kecerdasan (intelektual, spiritual, emosional dan sosial)
2. Menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran dibidang bahasa dan sastra Indonesia.
3. Melaksanakan penelitian dibidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
4. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dibidang bahasa dan sastra Indonesia.
5. Meningkatkan mutu, relevansi, daya saing, dan perluasan akses di bidang kebahasaan yang lain ditingkat global.
6. Meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari LPTK IKIP PGRI Pontianak.
7. Meningkatkan empat keterampilan berbahasa yang menghasilkan produk berupa buku.

Label

DAFTAR ISI BLOG

Senin, 30 Mei 2016

NILAI- NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERITA RAKYAT KECAMATAN TAYAN HULU KABUPATEN SANGGAU

ROSALINA


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni IKIP-PGRI Pontianak
JL. Ampera No. 88 Pontianak

Penelitian ini berjudul “Nilai-nilai Moral dalam kumpulan Cerita Rakyat Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau”. Penelitian ini dilaksanakan dengan latar belakang cerita rakyat sebagai warisan leluhur di Indonesia semakin jarang diperkenalkan kepada anak-anak dikhawatirkan keberadaannya akan tergeser oleh pesatnya perkembangan zaman, pemilihan kumpulan cerita rakyat sebagai bahan penelitian karena cerita ini sarat akan ajaran moralnya. Melalui penelitian ini diharapkan cerita rakyat dapat dilestarikan keberadaannya dan dapat mengajarkan kepada anak-anak tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adapun yang menjadi fokus penelitian ialah bagaimanakah nilai-nilai moral yang terdapat dalam kumpulan cerita rakyat Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat? Sub masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu: (1) Bagaimana nilai-nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri dalam kumpulan acerita rakyat di Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau? (2) Bagaimana nilai-nilai moral yang berhubungan dengan sesama manusia dalam kumpulan cerita rakyat di Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau? (3) Bagaimana nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Ketuhanan dalam kumpulan cerita rakyat di Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau? Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu nilai-nilai moral dalam kumpulan cerita rakyat, dengan aspek variabel atau indikator sebagai berikut: a) Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Diri Sendiri. b) Nilai- nilai moral yang berhubungan dengan sesama Manusia. C) Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Ketuhanan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerita rakyat yang diperoleh dari informan dengan data penelitian berupa kutipan-kutipan kata, frase, kalimat serta hasil wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian pada kumpulan cerita rakyat maka secara umum dapat disimpulkan bahwa di dalam kumpulan cerita rakyat terkandung nilai-nilai moral yang terdiri dari tiga kategori, yakni nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Diri Sendiri, nilai-nilai moral yang berhubungan dengan sesama Manusia, dan nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan. Secara khusus simpulan untuk tiap-tiap sub masalah dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri dalam kumpulan cerita rakyat setelah dianalisis mengandung aspek a) jujur, b) adil, c) menghargai, d) bekerja keras. 2) Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan sesama Manusia dalam kumpulan cerita rakyat Mengandung aspek a) suka menolong, b) kasih sayang, c) kerukunan. 3) Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Ketuhanan dalam kumpulan cerita rakyat mengandung satu aspek yakni a) percaya ke pada Tuhan yang Maha Esa, b) percaya Kepada Takdir Allah. Saran peneliti semoga pembaca dapat melestarikan dan tidak pernah melupakan cerita rakyat yang merupakan warisan leluhur kita, serta mengambil nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya.

Kata Kunci: Sastra, Nilai Moral, Kumpulan Cerita Rakyat.
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan suatu komunikasi tertulis yang didalamnya mengandung unsur keindahan dan unsur kreativitas pengarangnya. Kreativitas pengarang dalam menemukan dan memilih kemungkinan-kemungkinan yang terbaik untuk memancarkan atau menghasilkan nuansa makna dan keindahan. Melalui sebuah karya sastra pengarang selalu berdaya upaya menemukan suatu yang lain dan baru. Karya sastra yang bermutu akan dibuktikan dengan adanya respon positif dari masyarakat dan diterima dengan baik oleh para peminat sastra.

Keterlibatan pembaca terhadap hasil karya sastra adalah kompetensi kualitas estetis, bukan yang lain. Benar di dalamnya ada isi, seperti ilmu pengetahuan tetapi sifatnya jelas sekunder. Sebuah karya sastra, isi mengikuti bentuk, „apa yang diceritakan’ mengikuti „bagaimana cara menceritakannya’. Bentuk adalah bagaimana cara penyajian tersebut yang pada umumnya dikenal sebagai teknik. Karya postmodern seperti puisi konkret hampir tidak menyajikan narasi isi, tetapi pembaca dapat terlihat secara intens di dalamnya, yaitu dengan menikmati aspek-aspek keindahan penyusunan baris dan bait. Isi justru diciptakan oleh pembaca. Tauran, pembunuhan, bahkan perang seolah-olah menjadi indah. Tetapi karya sastra tetap mengutuk dan tidak mengajarkan untuk membunuh dan berperang, melainkan berbuat baik sebab pesan terakhir yang disampaikan adalah baik.


Jenis karya sastra sangat banyak. Tetapi secara garis besar di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu: sastra lama dan modern atau postmodern, sastra lisan dan tulisan. Bentuk yang jauh bervariasi adalah genre, didefinisikan sebagai jenis yang bersifat dinamis (berubah) sesuai dengan perkembangan satra, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Dongeng, pantun, dan novel juga memiliki sub jenis lain, seperti: dongeng dibedakan menjadi fabel, legenda, dan mite, pantun dibedakan menjadi pantun anak-anak, muda, dan dewasa, demikian juga novel dibedakan menjadi novel sosiologis, psikologis, serjarah, dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa jenis karya sastra di atas, yang digunakan sebagai objek atau bahan-bahan dalam kaitannya dengan pendidikan dan pengajaran karakter adalah karya sastra secara keseluruhan, tergantung dari manfaat dan tujuan pendidikan itu sendiri. Cara yang terpenting jelas melalui komplikasi tokoh-tokoh manusia, baik dalam sastra lama maupun modern. Tidak terhitung jumlah nasihat yang disajikan melalui pertikaian antartokoh yang secara keseluruhan memberikan penyelesaian bahwa kejahatan dan berbagai bentuk perilaku negatif manusia yang lain dikalahkan oleh sifat-sifat jujur dan bijaksana, hakikat kebenaran pada umumnya. Karya sastra adalah kebenaran itu sendiri, sebab seperti di atas secara etimologis bermakna sebagai sarana untuk mendidik dan mengajar.

Cerita rakyat sebagai kekayaan budaya bangsa warisan para pendahulu kita didalamnya terkandung suri teladan, nilai falsafah, nilai pendidikan, nilai moral, nilai etika dan masih banyak lagi hal-hal positif yang amat penting ditanamkan ke dalam jiwa anak semenjak usia dini. Cerita rakyat yang disampaikan kepada anak-anak biasanya berupa cerita pilihan yang amat berguna bagi pembentukan budi pekerti anak serta mampu menimbulkan motivasi bagi anak untuk belajar tentang makna kehidupan. Melalui cerita rakyat, anak belajar tentang makna suatu pengabdian, pengorbanan, kesetiaan, perjuangan, kepahlawanan. Anak bisa membedakan perbuatan yang baik dan yang jahat/buruk, sifat jujur dan bohong, watak setia dan khianat, semangat yang gigih/ulet dan yang malas, pribadi yang pandai dan yang bodoh, yang berbakti dan yang durhaka, pemimpin yang adil bijaksana dan pemimpin yang tamak, anak diajarkan rasa setia kawan yang pada gilirannya akan menumbuhkan rasa saling menghormati, dan rasa saling menghormati itulah yang nantinya menjadi bekal untuk bersatu padu dalam ikatan kebangsaan yang kuat yaitu sebagai Bangsa Indonesia.

Pada kenyataannya seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, cerita rakyat kini mulai jarang diperkenalkan pada anak-anak. Nilai-nilai warisan leluhur sebagai kebanggaan budaya yang milik Bangsa Indonesia dikhawatirkan akan semakin tergeser oleh budaya mancanegara yang kini kian merebak. Begitu pula dengan cerita rakyat yang ada di Indonesia, kaum muda kini lebih suka menonton sinetron, film-film luar negeri dan membuka situs atau pun jaringan sosial melalui ponsel ataupun komputer. Inilah satu diantaranya alasan peneliti tertarik untuk mengangkat topik penelitian tentang cerita rakyat. Pada hakikatnya, manusia memang harus mengikuti perkembangan zaman demi menyejahterakan kehidupan, tetapi ada baiknya jika kita melakukan itu tanpa sedikit pun meninggalkan tradisi dan kebudayaan yang kita miliki.

Cerita rakyat merupakan salah satu sarana untuk memahamkan dunia kepada orang lain karena di dalam cerita terdapat ide, gagasan dan nilai-nilai yang ingin diwariskan pada generasi berikutnya. Setelah mendengarkan cerita rakyat tersebut kita diharapkan dapat mengambil nilai-nilai moral yang mendidik, menanamkan kebaikan, serta ajaran tentang norma-norma kehidupan untuk diapresiasikan dalam kehidupan sebagai pedoman berprilaku.

Nilai merupakan aspek masalah kewajiban yang timbul tenggelam atau pasang surut. Di dalam Dictionary of sosciology and related Sciences nilai adalah kemampuan yang dipercaya yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan. Tujuan utama pendidikan moral adalah menghargai dan menghormati manusia sebagai manusia serta memperlakukan manusia sebagai manusia merupakan kewajiban manusiawi setiap manusia.

Jadi, nilai moral merupakan nilai yang menjadi dasar dalam hati nurani manusia tentang baik atau buruk dalam berprilaku yang mencerminkan akhlak serta budi pekerti. Adapun jenis ajaran moral mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Nilai moral cerita rakyat dapat bermacam-macam dan berbagai jenisnya, tergantung dari sudut pandang mana itu semua dilihat.




METODE DAN BAHAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Best (Darmadi, 2011:145) metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Pada penelitian ini, data yang akan peneliti ambil berupa uraian kata-kata yang berhubungan dengan Nilai-Nilai Moral dalam 6 Kumpulan Cerita Rakyat Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pada penelitian ini peneliti akan mengidentifikasi pesan ataupun makna yang terkandung dalam 6 Kumpulan Cerita Rakyat yang berupa Nilai-Nilai Moral yang secara khusus, makna atau pesan yang akan diidentifikasi dalam proses penganalisisan data dalam penelitian ini berupa nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan, nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai moral yang berhubungan dengan sesama manusia. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra.

Data dalam penelitian ini adalah kutipan berupa kata, frasa, dan kalimat yang berhubungan dengan nilai-nilai moral yang ada pada 6 kumpulan cerita rakyat.

Sumber data dalam penelitian ini adalah 6 kumpulan cerita rakyat Kecamatan Tayan hulu Kabupaten Sanggau. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan teknik simak libat cakap, teknik rekaman, teknik penelaahan terhadap dokumen tertulis. Teknik simak libat cakap dilakukan dengan cara melakukan penyadapan dengan cara berpatisipasi sambil menyimak, teknik rekaman dilakukan dengan cara merekam 6 kumpulan cerita rakyat yang telah di ceritakan oleh informan, teknik penelaahan dokumen tertulis dilakukan dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis dan untuk mendapatkan informasi 6 kumpulan cerita rakyat dari informan.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, dan rekaman. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kajian isi. Langkah-Langkah dalam Penelitian

Ada pun langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk menganalisis data penelitian ini adalah :
  1. Peneliti merekam cerita-cerita yang disampaikan oleh informan.
  2. Peneliti menerjemahkan cerita-cerita yang disampaikan oleh informan menggunakan bahasa Dayak Taba ke dalam Bahasa Indonesia.
  3. Peneliti menganalisis data sesuai dengan fokus masalah penelitian.
  4. Peneliti mendeskripsikan data yang mencerminkan nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan, Diri Sendiri, dan Sesama Manusia.
  5. Peneliti melakukan pemeriksaan dengan teman sejawat agar hasil analisis data sesuai dengan keabsahannya.
  6. Peneliti menyimpulkan hasil analisis data sesuai dengan masalah dalam rencana penelitian.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis data mengenai nilai-nilai moral yang terdapat dalam 6 kumpulan cerita rakyat meliputi nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia. Adapun hasil analisis dari ketiga fokus penelitian dapat di lihat pada deskripsi berikut.

Mendeskripsikan Nilai-Nilai Moral yang Berhubungan Dengan Tuhan
Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Ketuhanan merupakan suatu konsep mengenai perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan. Tuhan adalah sang maha kuasa, pencipta segala yang ada di alam semesta. Satu diantara mahluk ciptaan Tuhan di alam ini adalah manusia. Manusia diciptakan Tuhan sempurna dari mahluk-mahluk yang lain karena manusia memiliki akal budi dan kehendak bebas. Dengan akal budi dan kehendak bebas manusia dapat menentukan diri dan mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya.

Hakikat manusia adalah sebagai makhluk ciptaan. Manusia yang menyadari dirinya sebagai makhluk ciptaan akan menggunakan kemerdekan bertindaknya sejauh tidak bertentangan dengan hakikatnya. Wujud kesadaran manusia akan hakikatnya dalam hubungannya dengan Tuhan, terlihat dari sikap-sikap manusia terhadap ajaran agama. Setiap ajaran agama selalu menyarankan tentang kebaikan manusia. Penilaian moral manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dapat dilihat dari tingkah lakunya.

Percaya kepada Tuhan yang Maha Esa merupakan wajib bagi kita sebagai umat yang beragama.

Manusia memerlukan suatu keyakinan dalam hidupnya karena keyakinan akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup. Adanya keyakinan yang sempurna, manusia tidak akan ragu. Keyakinan yang dianut harus merupakan kebenaran sehingga cara keyakinan itu harus benar pula.

Takdir Allah merupakan sesuatu yang tidak dapat kita hindarkan karena kita tidak tau apa yang akan terjadi pada setiap individu kedepannya.


Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri merupakan suatu konsep sikap dan perbuatan manusia terhadap dirinya sendiri. Dengan demikian, persoalan yang menyangkut manusia dengan dirinya sendiri tidak lepas dari kaitannya dengan hubungan antara sesama manusia dan dengan Tuhan. Nilai moral individual adalah nilai moral yang menyangkut hubungan manusia dengan kehidupan diri pribadi sendiri atau cara manusia memperlakukan diri pribadi. Nilai moral tersebut mendasari dan menjadi panduan hidup manusia yang merupakan arah dan aturan yang perlu dilakukan dalam kehidupan pribadinya. Nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri memiliki nilai moral individual yaitu:

Jujur
Jujur sangat penting ditanamkan untuk setiap individu dengan bersifat jujur kitaakan mudh dipercayai oleh orang lain. Jujur adalah memperoleh kepercayaan dengan melaporkan dengan benar, tidak bohong, lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya. Jujur dapat juga diartikan suatu kebiasaan atau sifat yang selalu menyerukan kebenaran mengatakan fakta yang sebenarnya serta selalu melakukan yang benar.

Adil
Adil juga dapat diartikan menempatkan sesuatu pada tempatnya. Keadialan bermakna melindungi dan membantu yang tidak berdaya, tidak ada rasa cemburu sosial yang tinggi karena ada kelompok tertentu diberlakukan istimewa yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, contohnya keadilan dalam bidang hukum, keadilan dalam bidang pekerjaan, keadilan dalam pendidikan, dan keadilan dalam kesehatan dan lain-lain.


Menghargai
Menghargai dan memuliakan seseorang dan institut sosial dengan memberikan layanan yang sopan, antara lain terjelma melalui ketaatan terhadap ibu bapak, orang lebih tua, guru, rekan, tetangga, dan pemimpin, hormat kepada raja dan negara, patuh kepada undang- undang.


Bekerja Keras
Kerja keras merupakan berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Bekerja keras adalah sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tanggan, selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, suka bekerja keras, tekun dan pantang menyerah”.


Nilai-niai moral yang berhubungan dengan sesama Manusia menyangkut hubungan antarmanusia dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia memiliki status dan peranan yang berbeda-beda. Status atau kedudukan manusia dalam masyarakat dapat netral, tinggi, menengah, atau rendah. Nilai moral sosial itu terkait hubungan manusia dengan manusia yang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam melakukan hubungan tersebut, manusia perlu memahami norma-norma yang berlaku agar hubungannya dapat berjalan lancar atau tidak terjadi kesalahpahaman. Manusia pun seharusnya mampu membedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk dalam melakukan hubungan dengan manusia lain.

nilai-nilai moral yang berhubungan dengan sesama manusia memiliki nilai sosial menjadi yaitu:

Bekerjasama/Suka menolong
Kerja sama adalah usaha yang baik dan membina yang dilakukan secara bersama-sama pada peringkat individu, komunitas, masyarakat atau negara untuk mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk persaudaraan, tanggungjawab bersama, gotong-royong, kebaikan bersama. Kerja sama merupakan sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan adanya kesadaran dan kemauan untuk bersama-sama, saling membantu dan saling memberi tanpa pambrih.

Kasih sayang
Kasih sayang merupakan perasaan seseorang yang memberikan perhatian kepada orang lain. Kasih sayang merupakan sikap dan perilaku yang mencerminkan adanya unsur memberi perhatian, perlindungan, penghormatan, tanggung jawab dan pengorbanan terhadap orang yang dicintai dan dikasihi”.

Kerukunan
Rukun artinya tidak membenci antar sesama individu dan saling menjaga keharmonisan di dalam sebuah keluarga maupun disekitarnya. Kerukunan antar umat beragama, antar umat beragama dengan pemerintah adalah kunci keberhasilan untuk mencapai masyarakat adil, makmur, aman dan sejahtera”. Secara umum kerukunan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana terciptanya suatu keseimbangan sosial dalam masyarakat.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada 6 kumpulan cerita rakyat maka secara umum dapat disimpulkan bahwa di dalam kumpulan cerita rakyat terkandung nilai-nilai moral yang terdiri dari tiga kategori, yakni nilai-nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai-nilai moral yang berhubungan dengan sesama manusia, dan nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Ketuhanan. Secara khusus simpulan untuk tiap-tiap sub masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri dalam kumpulan cerita rakyat tersebut, setelah dianalisis terdapatlah aspek-aspek sebagai berikut: a) jujur, b) adil, c) menghargai, d) bekerja keras.

Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan sesama Manusia dalam kumpulan cerita rakyat tersebut, setelah dianalisis terdapatlah aspek-aspek sebagai berikut : a) bekerjasama, b) kasih sayang, d) kerukunan. Nilai-nilai moral yang berhubungan dengan Ketuhanan dalam kumpulan cerita rakyat tersebut, setelah dianalisis hanya terdapat aspek-aspek sebagai berikut: a) percaya ke pada Tuhan yang Maha Esa, b) percaya ke pada takdir Allah.

SARAN
Saran peneliti setelah melaksanakan penelitian tentang nilai-nilai moral yang
terdapat dalam kumpulan cerita rakyat ini.

Peneliti berharap agar pembaca tidak pernah melupakan dan meninggalkan warisan budaya peninggalan nenek moyang kita. Sebagai seorang yang intelek sudah saatnya kita memperkenalkan cerita rakyat yang merupakan warisan budaya ini kepada masyarakat luas.

Saran bagi para Guru, sebagai bahan ajar untuk dapat memperkenal cerita rakyat yang dimiliki di Indonesia kepada siswanya tanpa harus mencari contoh cerita di luar negeri.

Saran bagi Siswa untuk dapat mengambil nilai-nilai positif dalam setiap cerita rakyat yang di sampaikan oleh Guru dan terus melestarikan cerita rakyat yang kita miliki dengan cara merekam, menulis ataupun menceritakannya kepada orang lain.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, R.(2014). Metodologi Penelitain Kualitaif. Yogyakarta:AR-Ruzz Media.

Alloy, S.(2008).Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak. Jakarta:Institut Dayakologi.

Alwasih, C.(2005).Pengantar Penelitian Linguistik Terapan. Jakarta:Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Darmadi, H.(2009). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung:Alfabeta.

Endraswara, S.(2013). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT Buku Seru.

Faruk.(2012). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Gunawan, I.(2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Malang:Bumi Angsara.

IKIP-PGRI Pontianak. (2014). Pedoman Operasional Tahun Akademik 2014-2015. Pontianak: Cv Bola Mahkota.

Ismawati, E.(2003). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Pustaka Cakra.

Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa. Mataram:PT Rajagrafindo Persada.

Muliawan, U.(2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:Gava Media.

Moleong, J.L.(2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, B.(2010). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro, B.(2012). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Rafiek, M.(2010). Teori Sastra Kajian Teori dan Praktik. Bandung: PT Rafika Aditama.

Ratna, N.K.(2009). Stilistika Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sadikin, M.(2011). Kumpulan Sastra Indonesia. Jakarta:Gudang Ilmu.

Satoto, S.(2012). Metode Penelitian Sastra. Surakarta:Yuma Pustaka.

Sayekti, S.(1998). Sastra Lisan Ekagi. Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Semi, A.(2012). Metode Penelitian Sastra. Padang:CV Angkasa.

Suratman, Munir, Salamah.(2014). Ilmu Sosial&Budaya Dasar.Malang:CV Intrans Selaras.

Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sukmadinata, S.N.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H.G.(1994). Menulis. Bandung: Angkasa.

Zuriah, N.(2008). Pendidikan Moral&Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan.Jakarta:PT Bumi Akrasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar